LAKI-LAKI dan MATA
Laki-laki
dengan matanya yang gelisah
menatap lurus pada cahaya lilin dalam pekat malam
bersila menghisap rokok,
coba usir gelisah dan ketidakpastian hidup
suatu hari dimasa mudanya
Laki-laki,
dengan matanya yang menatap penuh misteri
berjalan seolah pasti,
namun ringkih
Laki-laki,
dengan matanya yang setajam mata elang
berdiri di sudut ruang
Diam, tanpa kata.
Menorehkan kesan abadi dalam ingatan.
Laki-laki,
dengan matanya yang merayu
dan rambutnya yang mulai memutih
sungguh memesona, kala bersepeda di pinggir pantai
Laki-laki,
dengan mata yang tersenyum tanpa beban
dibalik kaca mata hitamnya.
Pernah, tunjukkan cemburu dengan tingkahnya yang kekanakan.
Laki-laki,
dengan matanya yang bergerak lincah kala alkohol menemani
ulurkan pertemanan yang tulus.
Laki-laki,
dengan matanya yang menatap dingin
tanpa senyum di bibir
ditemani secangkir kopi dan rokok.
Berdiri di situ,
memaku langkahku.
Laki-laki,
dengan matanya yang telah kehilangan ekspresi
ditelan beratnya beban hidup,
suatu hari dimasa tuanya.
membuatku bertekad, aku ingin menjaga bara dimataku.
Laki-laki,
dengan matanya yag syahdu
dengan tangan memegang gobogan salju
berdiri menunggu tram di pagi yang beku
sungguh, lukiskan pelangi di langit musim dingin yang kelabu.
Laki-laki dan mata. Mata hati. Kata hati. Kata-kata. Candu
karlsruhe, 21 februari 2010.
Leave a Reply